Pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara in vitro ditentukan oleh faktor yang kompleks, meliputi genetik, hara anorganik, faktor fisik dan substansi organik. Faktor bahan tanaman yang turut menentukan keberhasilan kultur jaringan antara lain genotipe tanaman, umur eksplan, status fisiologi, ukuran eksplan dan sumber eksplan (Pierik 1987). Sumber eksplan yang berbeda meskipun berasal dari satu tanaman dapat memberi respon pertumbuhan berbeda jika di tumbuhkan pada medium yang sama. Sumber eksplan yang digunakan dalam kultur jaringan dalam kultur jaringan biasanya dipilih dari bagian tanaman yang meristematik karena bagian ini masih aktif membelah.
Gambar Media Tanam kultur jaringan
Medium tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuhnya eksplan. Medium ini mengandung komposisi nutrisi berbeda-beda. Beberapa macam medium tanam dalam kultur jaringan yang dikenal adalah medium Murashige dan Skoog (MS), Gamborg (B5), Nitsch dan Nitsch (N), dan Vacin dan Went (VW) yang umum dipakai pada anggrek. Medium MS sering dipakai karena mengandung komposisi mineral yang cukup lengkap. Hara mineral yang ditambahkan terdiri dari hara makro, hara mikro, dan vitamin.
Medium tanam harus cukup kuat untuk mendukung eksplan, tetapi jika terlalu padat dapat menghalangi kontak yang baik antara medium dan jarinagan. Terdapat dua bentuk fisik medium tanam, yaitu medium cair dan medium padat. Medium padat dibuat dengan menambahkan bahan pemadat. Berbagai jenis bahan pemadat dapat digunakan pada medium kultur jaringan seperti agar komersial, agar bacto dan gelrite. Perbedaan berbagai jenis bahan tersebut didasarkan pada kemurniannya.
Daftar Pustaka
Pierik RLM. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants.
0 Response to "Kultur Jaringan Tanaman"
Posting Komentar