Liburan tidak seru jika tidak pergi ke tempat-tempat wisata. Banyak sekali tempat-tempat wisata khususnya di Kota Solo, Jawa Tengah yang patut untuk Anda kunjungi.  . Dalam postingan kali ini, saya akan sedikit mengajak Anda mengenal lebih jauh tentang tempat-tempat Wisata yang ada di Kota Solo, Jawa Tengah.
  . Dalam postingan kali ini, saya akan sedikit mengajak Anda mengenal lebih jauh tentang tempat-tempat Wisata yang ada di Kota Solo, Jawa Tengah.
1. Obyek Wisata Alam – Tawang Mangu
Yaps..  Siapa yang tak kenal Tawangmangu. Tawangmangu adalah sebuah nama  daerah di kaki Gunung Lawu. Karena keberadaannya yang berada di tempat  dataran tinggi, membuat objek wisata ini masih segar dan suhu udara  dingin terutama di malam, hari oleh karena itu banyak sekali wisatawan  yang berkunjung di sini. Dengan panorama alam yang indah, bukit-bukit  dan ladang petani yang memberi warna hijau sejuk membuat tempat ini  ideal untuk kita melepas lelah dan refreshing.
  Siapa yang tak kenal Tawangmangu. Tawangmangu adalah sebuah nama  daerah di kaki Gunung Lawu. Karena keberadaannya yang berada di tempat  dataran tinggi, membuat objek wisata ini masih segar dan suhu udara  dingin terutama di malam, hari oleh karena itu banyak sekali wisatawan  yang berkunjung di sini. Dengan panorama alam yang indah, bukit-bukit  dan ladang petani yang memberi warna hijau sejuk membuat tempat ini  ideal untuk kita melepas lelah dan refreshing.
Tawangmangu tepatnya terletak Kabupaten Karanganyar atau sekitar 36 KM arah timur Kota Solo.  Tawangmangu sangat mudah dijangkau dari Kota Solo. Akses transportasi  cukup mudah, karena ada bus umum yang hampir tiap 30 menit siap  mengantar anda dari Terminal Tirtonadi Solo ke Lokasi Wisata  Tawangmangu.
Di sepanjang perjalanan menuju  Tawangmangu kita akan melihat pemandangan yang indah di kanan kiri.  Semakin dekat ke kawasn tersebut jalananya makin mendaki dan  berkelok-kelok seperti Puncak Bogor, Jawa Barat  dan udara makin dingin khas daerah pegunungan.
  dan udara makin dingin khas daerah pegunungan.
Sejak lama memang kawasan Tawangmangu ini  menjadi salah satu tujuan wisata favorit bagi banyak turis. Terutama  turis domestik. Alam yang indah dan udara sejuk memang selalu menarik  hati orang untuk berkunjung ke tempat wisata yang masih banyak dihuni  oleh monyet-monyet liar.
Ada tips supaya pengunjung tidak diganggu  oleh monyet-monyet liar itu. salah satunya dalah jangan menjinjing  barang bawaan seperti tas atau atau makanan saat anda melintas di  sekitar mereka. Monyet-monyet tersebut akan mendekati anda. Dan saat  anda lengah mereka akan merebut serta mebawa nya lari ke pepohonan.  Disarankan untuk mendekap barang bawaan seperti tas di dada.
Ada beberapa tempat yang patut disinggahi jika kita berwisata ke kawasan yang banyak monyet liarnya ini.
Tempat-tempat tersebut antara lain :
Pertama Grojogan Sewu. Air terjun sewu  ini bisa dikatakan sebagai salah ikon dari wisata di Tawangmangu ini.  Tempat ini cocok untuk wisata keluarga. Sambil menikmati keindahan alam  di lokasi tersebut kita dapat beristirahat sambil menyantap hidangan  sate ayam atau sate kelinci bersama keluarga. Ada juga kolam renang bagi  yang ingin berenang , tentu saja airnya lebih dingin dari kolam renang  yang ada di kota  .
  .
Kedua Cemara Sewu. Cemara Sewu adalah  tempat wisata di lereng gunung lawu yang juga indah dan menarik untuk  dikunjungi. Di sini kita dapat menikmati pemandangan alam yang indah  sekali.
Ketiga Puncak Gunung Lawu . Gunung lawu  memang menantang untuk didaki. Track pendakian gunung lawu jelas  sehingga memudahkan para pendaki untuk mencapai puncak. Dan yang paling  disukai para pecinta alam adalah keindahan puncak lawu. Dari puncak  tersebut kita bisa melihat Danau Sarangan dan gugusan gunung lain di  Jawa Timur.
Camping ground, Bagi mereka yang suka camping, di Tawangmangu juga ada tempat berkemah yang bagus (sebagai contoh di Daerah Sekipan Tawangmangu, ada tempat camping dan track untuk outbond yang sangat menarik).
Camping ground, Bagi mereka yang suka camping, di Tawangmangu juga ada tempat berkemah yang bagus (sebagai contoh di Daerah Sekipan Tawangmangu, ada tempat camping dan track untuk outbond yang sangat menarik).
Disini juga ada Pasar Tradisional Tawangmangu tempat kita membeli buah, sayuran segar dan souvenir.
2. Pandawa Water World Solo Baru
Setelah tadi ke Wisata Alam, kini ganti ke Wisata Air. Yap…. Di Solo juga ada Wisata Air WaterBoom yang bernama Pandawa Water World Solo Baru.  Sebuah  objek wisata kelas dunia ayng berada di Kawasan Solo Baru, Sukoharjo.  Objek wisata ini diberi nama Pandawa Water World (PWW) ini letaknya  hanya 1 KM dari Kota Solo arah selatan. Bila dari Jl.Tanjung Anom Solo  menuju ke arah selatan, dalam waktu beberapa menit, pengunjung akan  sampai di lokasi. Objek Wisata yang berdiri di tanah seluas 2,7 hektare  ini sangat mengundang gairah wisatawan untuk menikmati arena permainan  air yang ada di objek wisata tersebut.
Taman dunia air ini bukan kolam renang  biasa, melainkan kolam renang dengan aneka permainan, yang lebih  bersifat petualangan. Pengunjung objek wisata ini diharapkan bukan saja  turis domestik, tapi juga mancanegara.
Memasuki objek wisata ini, pengunjung  langsung menatap dunia pewayangan dalam ukuran raksasa. Patung pandawa  lima yang dibangun untuk memperindah pemandangan dibuat dalam ukuran  besar. Kresna setinggi 37 meter nampak gagah menghiasi gua buatan yang  di bawahnya yang dikitari genangan air kolam.
Di sebelah kanannya, Satria Pringgodani  Raden Gatotkaca dalam posisi terbang seakan turun dari angkasa. Di depan  Gatotkaca, Bima alias Sena menggenggam gada Rujakpolo seolah-olah siaga  menghadapi musuh.
Tak jauh dari Bima, sang Arjuna dengan wajah lembut namun selalu waspada, siap melepas anak panah dari busurnya.
Yap, sesuai dengan namanya, Pandawa Water  World, Pandawa Lima diabadikan di sana. Melihat hiasan dalam kolam  renang itu, terjadi perpaduan antara unsur modern dan tradisonal. Sebuah  pembangunan tanpa meninggalkan unsur budaya. Pengunjung tak sekadar  bermain dalam dunia air, tetapi melakukan apresiasi terhadap dunia  pewayangan.
PWW yang menurut rencana 18 Desember soft  opening, fasilitasnya antara lain surving boogie, yakni ombak buatan  layaknya gelombang di lautan. Di sini pengunjung bisa melakukan olahraga  selancar sambil tiduran. Juga ada yang disebut lazy river. Ini  fasilitas bersantai, seakan pengunjung berada di sebuah sungai yang  panjangnya sekitar 500 meter. Ada pula water slide. Di sini pengunjung  dapat bergembira, berseluncur dalam bak meliuk-liuk sepanjang 137 meter.
Masih ada lagi yang disebut black hole. Yang ini permainan air dalam pipa besar berkelok-kelok, lalu berakhir dengan terjun di kolam.
Masih ada lagi yang disebut black hole. Yang ini permainan air dalam pipa besar berkelok-kelok, lalu berakhir dengan terjun di kolam.
Bagi yang suka tantangan terjun dari  ketinggian, disediakan Bungy Tower atau menara loncat. Dari menara  setinggi 47 meter ini mereka yang gemar tantangan terjun dari tempat  tinggi, bisa merasakan kenikmatan.
Mengapa objek wisata ini menampilkan  tokoh-tokoh pewayangan? Supaya anak-anak muda tidak lupa dengan  budayanya sendiri. Supaya mereka mencintai wayang, bukan mencintai  spiderman atau superman. Jadi, ini adalah salah satu Objek Wisata yang  sangat mendidik.  
 
3. Pasar Malam Ngarsapuran
Pasca Revitalsiasi Kawasan Ngarsapuran  yang berada di Jalan Diponegoro Solo diiproyeksikan jadi sebuah pasar  malam. dengan letaknya yang strategis, antara Jalan Slamet Riyadi dan  Jalan Ronggo warsito , diharapkan Pasar malam Ngarsapuran bisa menjadi  icon wiasta baru kota bengawan. NIlai lebih pasar malam ini adalah dekat  dengan Pasar Antik Windu Jenar, Pasar Elektronik dan Pura  Mangkunegaran. Night Market Ngarsapura / Ngarsopuro ini, yang buka mulai  pukul 17.00 hingga pukul 22.00 WIB akan dihuni sekitar 344 pedagang  yang dipayungi 86 tenda. Satu tendanya berisi empat pedagang. Namun  untuk sementara ini baru berdiri 70 tenda dengan jumlah pedagang 280  orang. ( suara Merdeka )
4. Gladag Langen Bogan
Gladag Langen Bogan merupakan Pusat  jajanan malam ( wisata kuliner malam ) yang terletak di Jalan Mayor  Sunaryo atau sisi selatan benteng Vastenburg. Merupakan solusi bagi Anda  wisatawan khususnya Wisatawan Luar Kota yang singgah di Kota Solo,  tempat ini menjadikan salah satu alternatif Anda untuk mencari dan  menikmati Jajanan Khas Solo.  
 
5. Benteng Vastenberg
Benteng megah di tengah Kota  Bengawan(*Surakarta) ini, sekarang tinggal seongok bangunan yang tak  berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat. Dalam konteks  morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan penting yakni pusat  hubungan Solo-Semarang. Kota Solo dalam periode XVIII-XIX, sebagai pusat  perdagangan dan ditandai perkembangan kota kolonial. Uniknya,  perkembangan ini tercipta dalam nuansa kekuasaan tradisionalistik  Kerajaan Kasunanan Surakarta. Sisa-sisa artefak yang jadi bukti simbol  perkotaan masih dapat ditemukan di sekitar benteng, di antaranya Gereja  St Antonius, bekas gedung Javasche Bank, kantor pos, rumah Residen,  jalan raya poros lurus Solo-Semarang, permukiman Eropa, dan Societet  Harmoni.
Tipologi kota kolonial identik ditengarai  adanya sebuah benteng. Belanda merias kota sejak era Kerajaan  Kartasura. Waktu itu, urusan di wilayah kekuasaan raja pribumi ikut  menjadi perhatian Belanda, misalnya keamanan, perniagaan, permukiman,  tata kota dan kebijakan (stelsel). Di utara benteng, dulu kala digunakan  sebagai tempat mangkal kapal-kapal dagang dari segala penjuru.
Wujud pengendalian, Belanda memfungsikan  benteng ini untuk pengawasan aktivitas orang pribumi dan nonpribumi  (Arab, China, dan Eropa). Pembatasan pembauran atau interaksi berbagai  golongan penduduk di Solo menjadi masalah vital Belanda. Dalam catatan  De Graaf, tertulis bahwa sebelum benteng Vastenberg berdiri, sudah ada  benteng yang menjadi sarana pengawasan dan tempat militer, yakni Benteng  Grodenmodenheit. Terbukti, sekitar tiga tahun lalu ditemukan meriam  laras panjang oleh penggali pipa di dekat Telkom.
Residen Belanda bermarkas di kawasan  benteng, di bawah komandan Gebernur Jenderal Belanda di Semarang.  Pembentukan sumbu timur-barat adalah wajah dari jalan raya  Solo-Semarang. Tak pelak, semua persoalan di Solo cepat terdengar di  telinga Gebernur Jenderal di Semarang. Contohnya, geger pecinan abad  XVIII, yang diakibatkan orang-orang China mengamuk yang akhirnya dapat  teratasi dan dikejar sampai ke Jawa Timur. Ini tak lain berkat adanya  pengawasan dalam benteng.
Pemetaan atau desain kolonial cukup jelas  di Kota Bengawan walau dalam pengaruh kuat praja kejawen dari  simbolisasi Kerajaan Jawa. Sebagai pembuktian, infrastruktur  transportasi rel kereta api jurusan Wonogiri-Solo, di selatan benteng,  mampu memotong konsep praja kejawen yaitu pandangan spiritual raja dari  atas Pergelaran ke arah lurus utara Tugu Pemandengan.
Bila kita menyimak nilai-nilai historis  Benteng Vastenberg, sepertinya tak rela melihat benteng ini rapuh dan  rusak. Coba kita menyempatkan melongok ke dalam benteng, yang kita  temukan hanyalah puluhan kambing yang sibuk makan rerumputan. Memang  ironis, hanya benteng di Solo saja yang tergerus punah karena ulah  tangan-tangan jahil, padahal beberapa benteng peninggalan kolonial  Belanda di kota lain sudah menjadi aset wisata dan museum.
6. Museum Radya Pustaka
Di kota Solo terdapat sebuah museum  sejarah dan budaya yang bernama Museum Radya Pustaka. Museum Radya  Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia yang didirikan pada masa  pemerintahan Paku Buwono IX tepatnya tanggal 28 oktober 1890 oleh  kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV. Raden Adipati Sosrodidingrat IV  adalah patih Pakubuwono IX dan Paku Buwono X.
Pada saat itu museum berada di dalam  komplek dalem kepatihan. Untuk lebih memudahkan diakses oleh lebih  banyak orang pada tanggal 1 januari 1913 musim ini dipindahkan ke  lokasinya yang sekarang yaitu di Gedung Museum Radya Pustaka ( kompleks  Taman Sriwedari ) jalan Slamet Riyadi. Gedung tersebut dulunya adalah  tempat tinggal Johannes Buseelar, seorang warga negara Belanda.
Museum Radya Pustaka dikelola oleh  Yayasan Paheman Radyapustaka Surakarta dan dibentuk pada tahun 1951.  Presidium pertama dibentuk pada tahun 1966 dan diketahui oleh Go Tik  Swan atau juga dikenal dengan nama K.R.T Hardjonagoro
7. Taman Satwa Taru Jurug
Salah satu objek wisata paling populer di  Solo adalah Taman Satwa Taru Jurug ( TSTJ ). TSTJ terletak di bagian  timur kota Solo, tepatnya di pinggir sebelah barat Sungai Bengawan Solo.  Apa yang menarik dari TSTJ ini? Yuk kita tengok taman yang akan menjadi  BUMD ini.
Di TSTJ ini terdapat kebun binatang yang  dahulu merupakan koleksi kebun binatang bon raja Sriwedari. Karena  perkembangan dan perubahan tata kota kebon binantang di taman sriwedari  dipindah ke Taman Jurug ini. Diantara binatang yang dipindh tersebut  adalah gajah bernama Kiai Anggoro.
Selain itu dini terdapat taman bermain  anak atau kids play ground. DI taman bermain ini para pengunjung yang  datang bersama anak-anak bisa menunggang gajah atau sekedar bermain  ayunan dan lain-lain.
Di tengah-tengah taman ini terdapat  sebuah danau dimana para pengunjung bisa mengarunginya dengan menumpangi  perahu yang ada. Atau bisa juga memancing ikan di danau ini.
Acara hiburan yang rutin diadakan  pengelola adalah musik campursari dan dangdut. Acara tahunan yag menjadi  andalan TSTJ adalah Grebeg Syawal yang disi dengan acara larung agung  Jaka Tingkir yang menggambarkan perjalanan Jaka Tingkir mengarungi  Sungai Bengawa Solo.
TSTJ buka setiap hari mulai jam tujuh  pagi sampi dengan jam 5 sore. Harga tiket masuk TSTJ untuk golongan :  Anak Rp. 3000,- untuk hari biasa . hari libur harga tiket naik menjadi  Rp. 4000,- . Untuk golongan orang dewasa harga Tiket : Rp. 6000,- untuk  hari biasa dan Rp. 7000,- pada hari libur.
Di bagian utara Taman jurug ini,dahulu  merupakan arena balap moto cross. Pada jaman dahulu pembalap asal  bandung, Popo Hartopo, sangat populer di Kota Solo karena sering berjaya  di aren balap moto cross.
Taman jurug ini pertama kali dididirkan  dan dikelola Tahun 1975 yang dikelola oleh PT. Bengawan Permai. namun  karena masalah biaya dan pengelolaan yang tidak profesional sehingga  kondisi taman ini sangat memprihatinkan. Hingga akhirnya Pemkot Solo  mengambil alih pengelolaan dan anakn menjadikannya sebagau BUMD  berbentuk PT.
8. Karaton Kasunanan Solo
Karaton Kasunanan/Karaton Solo Hadiningrat dibangun tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono 11.
Di halaman istana terdapat menara Panggung Sanggabuwana yang sering disebut sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Di dalam Karaton terdapat galeri seni dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan, tempat kereta dan kusirnya, senjata kuno dan keris, serta benda-benda antik lainnya.
Di halaman istana terdapat menara Panggung Sanggabuwana yang sering disebut sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Di dalam Karaton terdapat galeri seni dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan, tempat kereta dan kusirnya, senjata kuno dan keris, serta benda-benda antik lainnya.
 
 
 
 
 
 
0 Response to "WISATA SOLO PALING MENARIK"
Posting Komentar